Khawatir

Duh, adimas. Aku ingin sekali menuju ujung fikiranmu agar aku tak keliru berfirasat tentang segala apa yang kamu mau. agar aku tak memayahkan diri sendiri dalam ketidak pastian.
Kamu seperti air hujan yang tak bisa ku genggam namun bisa kurasakan ada rahmat Tuhan di dingin sikapmu

Aku juga belum mengerti tentang perahu yang kamu tumpangi, kamu hanya pamit pergi dan berjanji kembali, aku percaya kamu kan menepati. Namun perahu itu aku khawatir sekali membawamu tak pernah menepi lagi

Adimas, bagaimana nanti
Kalau kau sakit dalam lautan puisimu sendiri, siapa yang membuatkan secangkir teh hangat kesukaanmu
Kamu harus bisa jaga diri sebelum menjaga keluargamu nanti

Apa yang ada disana Dimas ?

Kediri